Peta Kualitas Produk Hewan Tahun 2021

POSTED BY ADMIN

Target pengambilan contoh uji kualitas produk peternakan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini

No

Kab/Kota

Daging Ayam

Daging Sapi

Daging Babi

Telur

Produk Olahan

Total

TPA

Kios

RPH/TPH

Kios

TPB

Kios

     

1

Melawi

1

5

1

4

0

1

4

3

19

2

Sanggau

2

5

1

5

0

1

5

3

22

3

Bengkayang

1

5

1

5

0

1

4

3

20

4

Sintang

2

5

1

5

0

1

4

3

21

5

Sambas

2

5

1

5

0

1

4

2

20

6

Pontianak

5

22

3

21

0

3

5

5

64

7

Kubu Raya

5

10

1

5

0

3

5

5

34

8

Singkawang

4

10

4

7

1

6

5

5

41

9

Mempawah

3

10

1

5

1

5

5

5

34

10

Landak

3

10

1

4

0

4

4

5

30

11

Sekadau

2

3

1

3

0

2

5

5

20

Jumlah Sampel

30

90

16

69

2

28

50

40

325

Contoh yang diuji di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, UPT. Pelayanan Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Klinik Hewan Provinsi Kalimantan Barat berasal dari sampel aktif dan pasif.  Perencanaan perjalanan dinas pengambilan sampel aktif akan dilakukan di 11 Kabupaten/Kota yaitu Melawi, Sanggau, Bengkayang, Sintang, Sambas, Pontianak, Kuburaya, Singkawang, Mempawah, Landak dan Sekadau, namun dikarenakan adanya refocusing anggaran tahun 2021 hanya terlaksana perjalanan dinas di 5 (lima) Kabupaten/Kota yaitu Singkawang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Sekadau. Sampel dari Kabupaten/Kota yang tidak mendapatkan anggaran perjalanan dinas dilaksanakan dengan melakukan kerjasama pengambilan contoh dengan Dinas yang membidangi peternakan dan Kesehatan hewan dari masing-masing Kabupaten/Kota. Kerjasama pengambilan contoh ini melibatkan petugas pengawas Kesmavet Kabupaten/Kota yang secara teknis mendapat pengarahan secara daring tentang teknis pengambilan sampel produk hewan.

Target dan prioritas pengujian contoh uji kualitas produk peternakan tahun 2021 disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 15/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Petunjuk Monitoring dan Surveilanse untuk Kontaminasi dan Residu Mikrobial sebagai berikut :

No

Target Pengujian

Prioritas Target Jenis Contoh

1

Cemaran mikroba patogen

-   TPC

-   E. coli

-   Coliform

-    Salmonella sp.

-    Staphylococcus aureus

 Daging ayam, daging sapi, daging babi, telur, dan produk olahan (sosis, bakso, nugget dll)

 

2

Residu antibiotika

Daging ayam, daging sapi, daging babi dan telur

3

Residu bahan berbahaya (formalin dan boraks)

Produk olahan (sosis, bakso, nugget dll)

Selain pengambilan contoh secara aktif, sesuai tugas dan fungsi UPT. Pelayanan Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Klinik Hewan Provinsi Kalimantan Barat dalam pengawasan produk hasil peternakan juga melakukan pengujian laboratorium sampel pasif yaitu contoh yang dikirimkan oleh masyarakat, instansi maupun perusahaan swasta. Data contoh pasif yang laboratorium kesmavet dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

No

Kab/Kota

Jenis Pengujian

Organoleptik

TPC

E. coli

Coliform

S. aureus

Salmonella sp.

Residu Obat

Formalin

Boraks

1

Melawi

0

2

0

0

0

1

2

0

0

2

Sanggau

0

2

0

0

0

2

1

0

0

3

Bengkayang

0

2

0

0

0

1

2

0

0

4

Kayong Utara

1

0

0

2

0

2

0

0

0

5

Sambas

0

2

7

0

0

2

7

0

0

6

Pontianak

0

4

4

4

4

4

2

1

1

7

Kubu Raya

3

10

7

7

4

8

7

0

0

8

Singkawang

8

18

18

8

6

8

8

0

0

9

Mempawah

0

2

0

0

0

2

1

0

0

10

Landak

0

3

0

0

0

1

1

0

0

11

Sekadau

0

2

0

0

0

1

0

0

0

12

Ketapang

0

2

0

0

0

1

1

0

0

13

Kapuas Hulu

0

2

0

0

0

0

2

0

0

14

Sintang

0

2

0

0

0

2

1

0

0

Jumlah Sampel

12

53

36

21

14

35

35

1

1

Hasil pengujian tahun 2021 secara umum dengan tingkat cemaran mikroba tertinggi terdapat pada cemaran coliform (79,8%) kondisi ini menggambarkan bahwa masih kurangnya penerapan hygiene sanitasi pada unit usaha produk peternakan yang berada di Kalimantan Barat. Hasil positif residu antibiotika pada tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 12%, kondisi ini perlu diwaspadai karena menjadi indikasi peningkatan pemakaian antibiotika pada peternakan yang tidak terkendali dan terawasi di Kalimantan Barat.

Berdasarkan hasil pengujian juga dapat diketahui kondisi cemaran mikroba, kimia dan residu antibiotika berdasarkan kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

 

 

 

 

 

 

 

Hasil pengujian berdasarkan jenis komoditi produk asal hewan di UPT. Pelayanan Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Klinik Hewan Provinsi Kalimantan adalah sebagai berikut:

  1. Hasil pengujian pada daging ayam

Daging ayam contoh aktif diambil dari Tempat Pemotongan Unggas (TPU) dan kios dari tiap kabupaten/kota. Contoh daging ayam dari TPU diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan residu antibiotika. Sementara itu contoh daging ayam dari kios/retail diuji TPC dan Salmonella sp.. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Cemaran TPC sebanyak 100% contoh daging ayam yang di uji masih ditemui pada sampel asal Kabupaten Melawi, Bengkayang, Kapuas Hulu dan Ketapang, begitu juga dengan hasil pengujian cemaran coliform daging ayam dari Kabupaten Landak, Mempawah, Sambas, Sanggau, Bengkayang dan Pontianak. Hasil cemaran E. coli 100% terdeteksi pada contoh daging ayam asal Kabupaten Landak, Mempawah, Sanggau dan Bengkayang. Cemaran Salmonella sp. tertinggi terdeteksi pada daging ayam asal Kabupaten Sambas dan Sanggau sebesar 63%. Residu antibiotika pada daging ayam terdeteksi pada daging ayam asal Kota Pontianak dan Kabupaten Kuburaya.

Hasil pengujian > BMCM atau positif cemaran mikroba, residu antibiotika dan cemaran kimia pada daging ayam tiap tahun menunjukkan hasil relatif sama besarnya. Hal ini menggambarkan kurang adanya pembinaan serta kurangnya kesadaran tentang penerapan hygiene sanitasi penanganan produk asal hewan terutama daging ayam dari RPU maupun kios-kios daging ayam di pasar-pasar tradisional.

  1. Hasil pengujian pada daging sapi

Daging sapi contoh aktif diambil dari Rumah Potong Hewan (RPH)/Tempat Pemotongan Hewan (TPH) dan kios dari tiap Kabupaten/Kota. Contoh daging sapi dari RPH/TPH diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan Residu antibiotika. Sementara itu contoh daging sapi dari kios/retail diuji TPC dan Salmonella sp.. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Pada contoh daging sapi cemaran TPC tertinggi terlihat pada contoh asal Kabupaten Bengkayang dan Sintang sebesar 86% dan masih ditemukan cemaran E. coli dan coliform sebanyak 100% dari contoh asal Kabupaten Landak, Mempawah, Sekadau, Melawi, Bengkayang, Pontianak, Kuburaya dan Sambas. Cemaran Salmonella sp. tertinggi berasal dari contoh daging sapi asal Kabupaten Kubu Raya sebesar 50%.

Berdasarkan data kuesioner rata-rata TPH yang ada di kabupaten/kota masih belum membedakan area bersih dan kotor, bahkan masih ada tempat penampungan hewan yang bergabung dengan tempat pemotongan dan pemrosesan karkas dan jeroan. Tidak semua petugas RPH/TPH memakai pakaian khusus, memakai sepatu boat dan masih ada petugas yang merokok. Daging dibawa menggunakan mobil bak terbuka dari RPH/TPH ke pasar, pembeli dan pedagang bebas memegang daging yang dijual.

  1. Hasil pengujian pada daging babi

Daging babi contoh aktif diambil dari Tempat Pemotongan Babi (TPB) dan kios dari tiap kabupaten/kota. Contoh daging sapi dari RPH/TPH/kios diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan Residu antibiotika. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Pada contoh daging sapi cemaran TPC tertinggi terlihat pada contoh asal Kabupaten Bengkayang dan Sintang sebesar 86% dan masih ditemukan cemaran E. coli dan coliform sebanyak 100% dari contoh asal Kabupaten Landak, Mempawah, Sekadau, Melawi, Bengkayang, Pontianak, Kuburaya dan Sambas. Cemaran Salmonella sp. tertinggi berasal dari contoh daging sapi asal Kabupaten Kubu Raya sebesar 50%.

Berdasarkan data kuesioner rata-rata TPH yang ada di kabupaten/kota masih belum membedakan area bersih dan kotor, bahkan masih ada tempat penampungan hewan yang bergabung dengan tempat pemotongan dan pemrosesan karkas dan jeroan. Tidak semua petugas RPH/TPH memakai pakaian khusus, memakai sepatu boat dan masih ada petugas yang merokok. Daging dibawa menggunakan mobil bak terbuka dari RPH/TPH ke pasar, pembeli dan pedagang bebas memegang daging yang dijual.

  1. Hasil pengujian pada daging babi

Daging babi contoh aktif diambil dari Tempat Pemotongan Babi (TPB) dan kios dari tiap kabupaten/kota. Contoh daging sapi dari RPH/TPH/kios diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan Residu antibiotika. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Berdasarkan hasil pengujian pada telur dapat diketahui bahwa tidak terdapat telur yang terkontaminasi bakteri Salmonella sp.. Sementara itu, sebanyak 57,14% telur terdeteksi mengandung residu antibiotika, kondisi ini meningkat dibandingkan dengan data tahun 2020 dimana hasil pengujian pada telur menunjukkan hanya sebesar 38,9% yang mengandung antibiotika. Golongan antibiotika yang terdeteksi terkandung dalam telur adalah 53,5% Aminoglikosida (AG’s), 25,6% Makrolida (ML’s), 18,6% Penisilin, 2,32% Tetrasiklin, bahkan terdapat beberapa contoh telur yang mengandung lebih dari satu golongan antibiotika yaitu contoh telur dari Kabupaten Landak, Mempawah, Sekadau, Melawi dan Kota Pontianak.

Pendeteksian jenis antibiotika pada sampel telur bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat residu antibiotika yang diakibatkan oleh pemakaian antibiotika sebagai terapi di farm ayam petelur yang masih belum melewati waktu withdrawl time (waktu paruh obat). Hasil pengujian ini dapat digunakan sebagai bahan edukasi pengawas obat hewan dan dinas yang membidangi fungsi peternakan di tiap-tiap Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengawasan peredaran dan pemakaian antibiotika di Kalimantan Barat.

  1. Hasil pengujian pada produk olahan

Produk olahan contoh aktif diambil dari kios dan tempat penggilingan daging bakso dari tiap kabupaten/kota. Jenis contoh produk olahan yang terambil adalah bakso, sosis, nugget, kikil dan daging giling. Pengujian yang dilakukan pada contoh produk olahan aktif adalah TPC, Staphylococcus aureus, formalin dan boraks. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari konsumen. Selama tahun 2021 terjadi peningkatan jumlah sampel pasif jenis produk olahan terutama dari olahan daging babi panggang khas Kalimantan Barat yang secara intens mengirimkan produknya untuk diperiksa di Laboratorium Kesmavet.

Berdasarkan hasil pengujian produk olahan secara umum dapat dilihat bahwa tingkat cemaran TPC masih tinggi terutama pada contoh produk olahan yang berasal dari Kabupaten Bengkayang (100%) dan Mempawah (75%), ditemukan pula cemaran Staphylococcus aureus dan bahan kimia boraks sebesar 50% dari contoh produk olahan yang berasal dari Kabupaten Sambas. Kondisi cemaran mikroba pada produk olahan Tahun 2021 jauh lebih menurun dibandingkan dengan data Tahun 2020, namun perlu diwaspadai terdeteksinya bahan kimia boraks pada sampel daging giling untuk bahan pembuatan bakso di Kabupaten Sambas. Bahan kimia boraks sering disalahgunakan sebagai bahan pengenyal makanan dan dapat mengakibatkan gangguan susunan saraf pusat serta gangguan fungsi ginjal dan hati.

  1. Hasil pengujian pada daging kerbau

Selama tahun 2021 terdapat permintaan pengujian pada komoditi daging kerbau sebanyak 1 (satu) sampel yang berasal dari Kabupaten Ketapang dengan permintaan pengujian TPC. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai TPC lebih rendah dari BMCM (1,0 x 106 koloni/gr).

  1. Hasil pengujian organoleptik

Selama tahun 2021 terdapat 15 permintaan pengujian organoleptik dari sampel pasif pada beberapa jenis produk asal hewan dari 4 (empat) Kabupaten/Kota. Data pengujian organoleptik dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

No.

Kabupaten/Kota

Jenis Sampel

Jumlah Sampel

Hasil Pengujian

1

Singkawang

Daging ayam

8

Nilai mutu karkas I (4)

Nilai mutu karkas II (4)

2

Kubu Raya

Daging ayam (1)

Daging babi panggang (4)

5

Nilai mutu karkas II (1)

Nilai mutu produk I (4)

3

Pontianak

Daging ayam

1

Nilai mutu karkas III

4

Kayong Utara

Daging sapi

1

Nilai mutu karkas II

Total Sampel

15

 

 

situs slot gacor