Peta Kualitas Produk Hewan Tahun 2022

POSTED BY ADMIN

Hasil pengujian produk hewan dari sampel aktif tahun 2022

No

Kabupaten/Kota

Jenis Pengujian

Jumlah Contoh

>BMCM / Positif

 

1

Landak

TPC

19

13

6

Salmonella sp.

19

3

16

Residu Antibiotika

11

3

8

Coliform

7

7

0

Escerichia coli

7

7

0

Staphylococcus aureus

4

2

2

Formaldehid

4

0

4

Asam Borat

4

0

4

2

Mempawah

TPC

23

2

21

Salmonella sp.

24

3

21

Residu Antibiotika

14

7

7

Coliform

9

9

0

Escerichia coli

9

9

0

Staphylococcus aureus

4

1

3

Formaldehid

4

0

4

Asam Borat

4

0

4

3

Singkawang

TPC

32

29

3

Salmonella sp.

35

4

31

Residu Antibiotika

19

6

13

Coliform

13

13

0

Escerichia coli

13

13

0

Staphylococcus aureus

4

0

4

Formaldehid

4

0

4

Asam Borat

4

0

4

4

Sekadau

TPC

21

13

8

Salmonella sp.

21

1

20

Residu Antibiotika

10

5

5

Coliform

5

5

0

Escerichia coli

5

2

3

Staphylococcus aureus

5

0

5

Formaldehid

5

0

5

Asam Borat

5

0

5

5

Melawi

TPC

15

15

0

Salmonella sp.

16

3

13

Residu Antibiotika

7

3

4

Coliform

3

3

0

Escerichia coli

3

3

0

Staphylococcus aureus

3

1

2

Formaldehid

3

0

3

Asam Borat

3

0

3

6

Sambas

TPC

18

16

2

Salmonella sp.

19

1

18

Residu Antibiotika

7

3

4

Coliform

4

2

2

Escerichia coli

4

2

2

Staphylococcus aureus

2

0

2

Formaldehid

2

0

2

Asam Borat

2

0

2

7

Sanggau

TPC

18

12

6

Salmonella sp.

20

1

19

Residu Antibiotika

8

4

4

Coliform

3

3

0

Escerichia coli

3

0

3

Staphylococcus aureus

3

0

3

Formaldehid

3

0

3

Asam Borat

3

0

3

8

Bengkayang

TPC

16

15

1

Salmonella sp.

16

6

10

Residu Antibiotika

7

3

4

Coliform

3

3

0

Escerichia coli

3

2

1

Staphylococcus aureus

3

0

3

Formaldehid

3

0

3

Asam Borat

3

0

3

9

Pontianak

TPC

35

28

7

Salmonella sp.

35

13

22

Residu Antibiotika

15

5

10

Coliform

10

7

3

Escerichia coli

10

6

4

Staphylococcus aureus

5

1

4

Formaldehid

5

0

5

Asam Borat

5

0

5

10

Kubu Raya

TPC

33

22

11

Salmonella sp.

33

7

26

Residu Antibiotika

13

4

9

Coliform

8

5

3

Escerichia coli

8

4

4

Staphylococcus aureus

5

1

4

Formaldehid

5

0

5

Asam Borat

5

0

5

11

Sintang

TPC

17

12

5

Salmonella sp.

17

6

11

Residu Antibiotika

8

4

4

Coliform

4

3

1

Escerichia coli

4

3

1

Staphylococcus aureus

4

0

4

Formaldehid

4

0

4

Asam Borat

4

0

4

Total Sampel Aktif

883

389

494

Hasil pengujian produk hewan dari sampel pasif tahun 2022

No

Kabupaten/Kota

Jenis Pengujian

Jumlah Contoh

>BMCM / Positif

 

1

Landak

TPC

1

1

0

Salmonella sp.

1

0

1

2

Mempawah

TPC

1

1

0

Residu Antibiotika

1

0

1

3

Singkawang

TPC

10

5

5

Salmonella sp.

10

3

7

Residu Antibiotika

7

0

7

Coliform

9

3

6

Escerichia coli

9

3

6

Staphylococcus aureus

9

0

9

Organoleptik

6

Rusak

Rusak

4

Sekadau

TPC

1

1

0

Salmonella sp.

1

0

1

Residu Antibiotika

2

2

0

5

Sambas

TPC

1

1

0

Residu Antibiotika

1

0

1

6

Kayong Utara

TPC

2

0

2

Residu Antibiotika

2

0

2

7

Pontianak

TPC

5

0

5

Salmonella sp.

5

0

5

Residu Antibiotika

21

3

18

Escerichia coli

4

0

4

8

Kubu Raya

TPC

5

0

5

Salmonella sp.

5

1

4

Residu Antibiotika

1

1

0

Coliform

4

0

4

Escerichia coli

4

0

4

9

Sintang

TPC

19

10

9

Salmonella sp.

19

7

12

10

Ketapang

TPC

1

0

1

Salmonella sp.

1

0

1

Total Sampel Pasif

168

42

120

Hasil pengujian tahun 2022 secara umum dapat dilihat tingkat cemaran mikroba tertinggi terdapat pada cemaran coliform (77%) kondisi ini menggambarkan bahwa masih kurangnya penerapan hygiene sanitasi pada unit usaha produk peternakan yang berada di Kalimantan Barat. Hasil positif residu antibiotika pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 10%, kondisi ini perlu diwaspadai karena menjadi indikasi peningkatan pemakaian antibiotika pada peternakan yang tidak terkendali dan terawasi di Kalimantan Barat.

Berdasarkan hasil pengujian juga dapat diketahui kondisi cemaran mikroba, kimia dan residu antibiotika berdasarkan kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil pengujian berdasarkan jenis komoditi produk asal hewan di Provinsi Kalimantan adalah sebagai berikut:

Hasil pengujian pada daging ayam

Daging ayam contoh aktif diambil dari Tempat Pemotongan Unggas (TPU) dan kios dari tiap kabupaten/kota. Contoh daging ayam dari TPU diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan residu antibiotika. Sementara itu contoh daging ayam dari kios/retail diuji TPC dan Salmonella sp.. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Cemaran TPC sebanyak 100% contoh daging ayam yang di uji masih ditemukan pada sampel asal Kabupaten Mempawah, Melawi, dan Bengkayang, begitu juga dengan hasil pengujian cemaran coliform daging ayam dari Kabupaten Landak, Sekadau, Melawi, Sambas, Sanggau, dan Bengkayang. Hasil cemaran E. coli 100% terdeteksi pada contoh daging ayam asal Kabupaten Landak, Melawi dan Bengkayang. Cemaran Salmonella sp. tertinggi terdeteksi pada daging ayam asal Kabupaten Sintang sebesar 65%. Residu antibiotika golongan Penisilin (PC’S) pada daging ayam terdeteksi pada daging ayam asal Kabupaten Sanggau.

Hasil pengujian > BMCM atau positif cemaran mikroba, residu antibiotika dan cemaran kimia pada daging ayam tiap tahun menunjukkan hasil relatif sama. Hal ini menggambarkan kurang adanya pembinaan serta kurangnya kesadaran tentang penerapan hygiene sanitasi penanganan produk asal hewan terutama daging ayam dari RPU maupun kios-kios daging ayam di pasar-pasar tradisional, selain itu perlu peningkatan pembinaan tentang bahaya penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.

Hasil pengujian pada daging sapi/kerbau

Daging sapi contoh aktif diambil dari Rumah Potong Hewan (RPH)/Tempat Pemotongan Hewan (TPH) dan kios dari tiap Kabupaten/Kota. Contoh daging sapi dari RPH/TPH diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan Residu antibiotika. Sementara itu contoh daging sapi dari kios/retail diuji TPC dan Salmonella sp.. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Pada contoh daging sapi/kerbau cemaran TPC tertinggi terlihat pada contoh asal Kabupaten Landak, Melawi dan Sambas sebesar 100%. Cemaran E. coli dan coliform sebanyak 100% terlihat dari contoh asal Kabupaten Landak, Mempawah, Singkawang, Sekadau, Melawi, Sambas, Sanggau, Bengkayang dan Sintang. Cemaran Salmonella sp. tertinggi berasal dari contoh daging sapi/kerbau asal Kabupaten Bengkayang sebesar 50%.

Berdasarkan data kuesioner rata-rata TPH yang ada di kabupaten/kota masih belum membedakan area bersih dan kotor, bahkan masih ada tempat penampungan hewan yang bergabung dengan tempat pemotongan dan pemrosesan karkas dan jeroan. Tidak semua petugas RPH/TPH memakai pakaian khusus, memakai sepatu boat dan masih ada petugas yang merokok. Daging dibawa menggunakan mobil bak terbuka dari RPH/TPH ke pasar, pembeli dan pedagang bebas memegang daging yang dijual.

Hasil pengujian pada daging babi

Daging babi contoh aktif diambil dari Tempat Pemotongan Babi (TPB) dan kios dari tiap kabupaten/kota. Contoh daging sapi dari RPH/TPH/kios diuji TPC, Salmonella sp., E. coli, Coliform dan Residu antibiotika. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari pelanggan.

Berdasarkan hasil pengujian pada daging babi dapat dilihat bahwa nilai cemaran TPC, E. coli, coliform pada daging babi sangat tinggi (100%), kondisi ini tidak jauh berbeda dengan data pengujian tahun 2021. Penerapan hygiene sanitasi pada tempat pemotongan babi dan kios daging babi masih memerlukan pembinaan dari Dinas terkait.

Hasil pengujian pada telur

Telur contoh aktif diambil dari kios dari tiap kabupaten/kota, contoh telur diuji Salmonella sp. dan Residu antibiotika. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari konsumen.

Berdasarkan hasil pengujian pada telur ayam konsumsi, sebesar 5,2% terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp. (40% sampel telur yang berasal dari Kabupaten Landak dan 17% sampel telur yang berasal dari Kota Pontianak). Mikroorganisme patogen dapat masuk ke dalam telur melalui pori-pori yang terdapat pada kulit telur, melalui udara, maupun kotoran ayam. Kontaminasi mikroorganisme ke dalam telur juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kondisi pasar yang masih sederhana, sanitasi lingkungan yang buruk, serta tempat penyimpanan yang tidak steril.

Kandungan residu pada sampel telur ayam dianalisa secara kualitatif dengan metode skrining. Metode ini lebih cocok digunakan untuk keperluan monitoring dalam memberikan akurasi yang lebih luas pada penilaian residu antibiotik produk unggas. Pendeteksian jenis antibiotika pada sampel telur bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat residu antibiotika yang diakibatkan oleh pemakaian antibiotika sebagai terapi di farm ayam petelur yang masih belum melewati waktu withdrawl time (waktu paruh obat). Hasil pengujian ini dapat digunakan sebagai bahan edukasi pengawas obat hewan dan dinas yang membidangi fungsi peternakan di tiap-tiap Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengawasan peredaran dan pemakaian antibiotika di Kalimantan Barat.

 Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa sebanyak 77,78% contoh telur yang diuji terkontaminasi antibiotik golongan Penisilin (PC’S). Antibiotika golongan penisillin merupakan senyawa antibakterial yang cukup potensial dan efektif terhadap berbagai spesies gram negatif dan gram positif. Antibiotika golongan penisillin juga sering ditambahkan dalam pakan dan efektif untuk menstimulasi laju pertumbuhan, berat dan komposisi karkas dan efisiensi konversi pakan pada ternak muda. Sementara itu hasil uji residu antibiotik golongan Makrolida (ML’S), Aminoglikosida (AG’S), dan Tetrasiklin (TC’S) tidak ditemukan pada sampel telur.

Hasil pengujian pada produk olahan

Produk olahan contoh aktif diambil dari kios dan tempat penggilingan daging bakso dari tiap kabupaten/kota. Jenis contoh produk olahan yang terambil adalah bakso, sosis, nugget, kikil, abon, produk olahan ayam dan daging giling. Pengujian yang dilakukan pada contoh produk olahan aktif adalah TPC, Staphylococcus aureus, formaldehid dan asam borat. Contoh pasif diuji sesuai permintaan pengujian dari konsumen.

Berdasarkan hasil pengujian produk olahan secara umum dapat dilihat bahwa tingkat cemaran TPC masih tinggi dan di beberapa Kabupaten masih ditemukan tingkat cemaran TPC sebesar 100% dalam produk olahan. Cemaran Staphylococcus aureus terdeteksi dari sampel produk olahan berasal dari Kabupaten Landak, Mempawah, Melawi, Pontianak dan Kuburaya. Tidak ditemukan cemaran bahan kimia formaldehid dan asam borat.

Kondisi cemaran mikroba pada produk olahan Tahun 2022 jauh lebih meningkat dibandingkan dengan data Tahun 2021. peningkatan cemaran bakteri pada produk hewan olahan biasanya disebabkan oleh tempat penyimpanan produk yang tidak sesuai standar. Cemaran bakteri Staphylococcus aureus memiliki resiko terjadinya keracunan makanan, hal ini dikarenakan kemampuan bakteri ini dalam memproduksi toksin berbahaya bagi pencernaan.

Hasil pengujian organoleptik

Selama tahun 2022 terdapat 6 permintaan pengujian organoleptik dari sampel pasif pada beberapa jenis produk asal hewan dari Kota Singkawang. Data pengujian organoleptik dapat dilihat pada Tabel berikut :

No.

Kabupaten/Kota

Jenis Sampel

Jumlah Sampel

Hasil Pengujian

1

Singkawang

Daging ayam

4

Nilai mutu karkas II

Daging babi

2

Nilai mutu karkas I

Total Sampel

6

 

Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk, oleh karena itu beberapa perusahan produk hewan melakukan permohonan pengujian untuk melengkapi dokumen kelayakan peredaran produk.

situs slot gacor